Pengamat pendidikan Prof Dr Wayan Maba memandang dengan adanya perubahan
kurikulum pendidikan mulai tahun ajaran 2013/2014 akan memberi peluang
dan porsi lebih besar dalam pembentukan karakter siswa.
"Saya melihat kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang berlaku
sejak 2006 dari strukturnya tidak maksimal untuk mengembangkan sisi
afektif dan psikomotorik siswa. Selama ini kurikulum yang ada lebih
menekankan kemampuan kognitif siswa," kata akademisi Universitas
Mahasaraswati di Denpasar, Jumat (30/11/2012).
Menurut dia, dengan adanya rencana perubahan kurikulum dan mulai
Desember 2012 dilakukan uji publik atas kurikulum itu, menjadi langkah
tepat pemerintah untuk melakukan pembenahan di bidang pendidikan.
"KTSP selama ini sangat sarat muatan, yang pada akhirnya sampai
menyebabkan siswa kekurangan waktu bermain. Padahal dengan bermain
merupakan wahana untuk pembentukan karakter, mengembangkan kreativitas,
serta menjalin kerja sama," ucapnya.
Baginya perubahan kurikulum yakni melalui perampingan mata pelajaran
dapat memberikan porsi waktu yang lebih besar bagi siswa untuk
memaksimalkan kemampuan psikomotorik dan afektif.
"Para pemangku kepentingan juga dapat memanfaatkan waktu untuk
mengembangkan kemampuan siswa di bidang teknologi informasi (TI),
pendidikan karakter, pengembangan kreativitas dan kerja sama," ujarnya.
Maba menambahkan, termasuk perubahan kurikulum dengan penerapan sistem kredit semester (SKS) bagi siswa.
"Artinya peluang untuk siswa yang pintar menamatkan pendidikan lebih
cepat. Tidak mesti setiap siswa harus enam tahun di SD, tiga tahun di
SMP dan SMA," ucapnya.
Ia menyampaikan pembenahan kurikulum pelajaran itu di 2013
direncanakan Kemendikbud difokuskan untuk siswa kelas IV, VI, VII dan X.
"Khususnya di Bali menjadi pekerjaan rumah untuk dilakukan pembenahan
kurikulum muatan lokal karena dengan perampingan jumlah pelajaran, akan
makin banyak waktu untuk menanamkan nilai kebaikan dan kearifan lokal,"
ucap Maba. (kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar